Sabtu, 29 April 2023

BERIKAN MOTIVASI PADA ANAK DENGAN CINTA

BERIKAN MOTIVASI PADA ANAK DENGAN CINTA

Hasil berbincang bincang dengan beberapa orang tua yang anaknya mengalami masalah dalam penyusunan skripsi atau tugas akhir kuliahnya/studinya, diperoleh data bahwa ada orang tua yang anaknya tidak dapat menyelesaikan skripsinya, karena beberapa hal, seperti kesulitan memperoleh data, kesulitan dalam komunikasi dengan orang yang membimbingnya, kesulitan dalam hal biaya, kesulitan dalam hal menemui orang-orang yang sangat di perlukan datanya, atau karena rasa malas karena masalah tertentu pada diri anak.  Kesulitan adalah hal biasa pada setiap kita yang sedang melakukan sesuatu usaha, karena jarang sekali kita menemukan usaha yang betul betul mulus tanpa hambatan dan rintangan.   
Begitu pula dalam hal jodoh.  Adakalanya kita menjumpai rekan saudara atau bahkan anak dari rekan kita yang belum juga menemukan jodohnya.  
Apabila usaha kita memang betul betul mulus tanpa hambatan itu dikarenakan factor nasib, yang mungkin tidak dijumpai oleh semua orang.  Anggaplah kita termasuk orang yang nasibnya sama seperti kebanyakan orang yaitu menemui hambatan meskipun hambatan yang kecil.  
Nah bagaimana peranan kita sebagai orang tua jika kita memiliki anak yang mengalami kesulitan tersebut. Apa yang sebagiknya kita lakukan
1. Jangan menanyakan kapan. Seperti kapan selesai kulianya, kapan wisudanya, kapan menikahnya. 
Pertanyaan kapaan seolah-olah mengintimidasi dan mendesak orang untuk segera.  Padahal ia masih belum siap. Padahal ia masih sedang mengalami kesulitan, padahal ia sedang dalam kegelisahan.  Pertanyaan seperti itu bukan memotivasi tetapi justru menyudutkan.  
2. Jangan menanyakan mengapa, seperti mengapa kamu kulian kok nggak selesai selesai. Mengapa kamu kok sampai saat ini belum menemukan jodoh.
Pertanyaan mengapa seolah olah menunjukkan bahwa orang tersebut seolah olah memiliki kekurangan, seolah olah memiliki kelemahan, seolah olah tidak berusaha, yang pada dasarnya juga terkesan menyudutkan.
3. Jangan menanyakan bagaimana sih.  Seperti bagaimana sih kamu ini menyelesaikan skripsi seperti itu aja kok nggak selesai selesai, bagaimana sih kamu ini mencari jodoh kok nggak dapet dapet padahal banyak sekali laki laki tampan yang juga sama sedang mencari jodoh atau perempuan yang cantik yang juga belum menikah.
Pertanyaan bagaimana sih memiliki makna yang lebih tajam dari pada mengapa.  Karena pertanyaan itu sepertinya pertanyaan yang tidak bijaksana.
4. Jangan membanding bandingkan dengan orang lain yang lebih sukses.  Sebagian orang tidak suka di banding bandingkan dengan orang lain.  apalagi kalau dibandingkan dengan orang yang lebih sukses.  Memdanginkan anak dengan orang lain yang lebih sukses terkesan menyudutkan anak, apalagi kalau anak di bandingkan dengan rekannya, saudaranya, adik atau kakanya  yang lebih sukses.  Sementara anak kita sedang dalam masalah. 
5. Jangan menanyakanan masalah anak dihadapan orang lain.  Orang tua terkadang sengaja menceritakan kekurangan anak dihadapan orang lain dengan tujuan supaya orang lain juga menasehati anak kita.  
Menceritakan anak dihadapan orang lain sama saja dengan menyudutkan atau membuli anak kita sendiri dihadapa orang lain.  Orang tua sebaiknya berhenti menanyakan pada anak kita tentang kekuragannya pada orang lain kemudian menceritakannya pada orang lain karena itu justru akan membuat ia tertekan dan memunculkan rasa malas.  Karena malas tidak hanya sifat atau karakter, tapi juga ada factor penyebab mengapa anak jadi malas.  Rasa malas bisa disebabkan karena seseorang kehilangan cinta (lose of love) atau kehilangan motivasi (lose motivation)
6. Jangan menyebut kekurangan anak di hadapan orang lain.   Adakalanya orang tua terkadang menyebut kekurangan anak pada rekannya, seperti Si Andi ini pendiam, pemalu, penakut, cengeng, atau pemalas, apalagi sudah menyebut kekurangan kemudian membandingkan dengan rekannya, adiknya, atau kakaknya yang memiliki kelebihan.  Ini sangat berpengaruh besar bisa memunculkan anak kehilangan motivasi (lose motivation) bahkan kehilangan cinta (lose of love)
7. Hindari marah dalam memotivasi anak.  Jika ada orang yang mengatakan “Saya ini marah pada kamu karena sayang” itu merupakan perkataan yang kurang tepat.  Karena marah memiliki maknaa yang berbeda dengan bersikap tegas dan keras.  Marah merupakan sikap yang tidak terkendali.  Ketika seseorang marah, maka ia akan mengungkapkan hal hal yang diluar kendalinya seperti kata kata kasar, membentak, mengungkap jasa, mengungkap kekurangan, menghina, membongkar rahasia, fitnah, janji palsu, atau bahkan tindakan fisik seperti pemukulan, atau tindakan psikis seperti ancaman. 
Marah bukanlah cara yang tepat untuk memotivasi.  Bersikap tegas dan lebih keras bisa dibenarkan sebagai jalan terakhir. Tetapi marah jangan pernah dilakukan karena akibat marah tidak akan pernah terlupakan sampai kapan pun.  Kata kata pedas seseorang akibat marah akan menjadi sampah yang tetap tersimpan di hati orang yang dimarahi. 

Kesimpulannya
lose motivation atau lose of love pada anak akan membuat anak jadi pemalas. 
Orang tua jangan selalu menyalahkan anak, tapi orang tua harus introspeksi dan melakukan perubahan terhadap motivasi mungkin selama ini kurang tepat terhadap anak.

RAPOR KURIKULUM MERDEKA

RAPOR KURIKULUM MERDEKA BERBASIS EXCEL Rapor Kurikulum Merdeka Berbasis Excel dibuat menggunakan MS Excel yang didesain dengan mudah, ringka...