I. SISTEM EKSKRESI MANUSIA
Alat ekskresi manusia besarta zat yang dikeluarkan meliputi :
Alat ekskresi | Zat sisa yang dikeluarkan |
Paru-paru | CO2 dan H2O |
Ginjal | Urin (mengandung H2O, NH3, NH4OH, CH4H2O) |
Hati | Empedu, mengandung: - kolesterol - garam-garam mineral - garam-garam empedu - pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) |
Kulit | Keringat mengandung NH4OH dan H2O |
Zat yang dimetabolisme dan zat sisa metabolisme yang dihasilkan
Zat yang dimetabolisme | Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan |
Karbohidrat | CO2 dan H2O |
Lemak | CO2 dan H2O |
Protein | CO2, H2O, NH3, NH4OH, CH4H2O |
Hb sel darah merah yang telah tua dan rusak | Empedu, mengandung: - kolesterol - garam-garam mineral - garam-garam empedu - pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin) |
A. EKSKRESI DI PARU-PARU
Paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa CO2 dan H2O hasil respirasi aerob di mitokondria pada sel tubuh.
Reaksi respirasi adalah :
C6H12O6 + O2 CO2 + H2O + energi
CO2 di angkut dengan dua cara yaitu:
a. melalui plasma darah + 70%
b. diangkut dalam bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut pertukaran klorida
B. EKSKRESI DI HATI
Hati merupakan organ terbesar di tubuh manusia. Hati terdapat belahan-belahan atau lobus, dimana setiap lobus terdapat saluran yang mengalirkan empedu ke kantung empedu (fesica felea).
Hati mengeluarkan cairan empedu. Empedu berisi garam-garam empedu dan hasil pembongkaran sel darah merah yang telah rusak, serta zat warna empedu (bilirubin dan biliverdian) yang akan mewarnai urin dan feses.
Gambar hati manusia
Proses ekskresi yang terjadi di hati adalah sebagai berikut:
(1) Hb sel darah merah yang telah tua dan rusak dipecah oleh sel histiosit menjadi zat besi, globin, dan hemin.
(2) Zat besi disimpan dalam hati dan dikembalikan ke sumsum
(3) Globin digunakan untuk membentuk protein dan Hb baru
(4) Hemin diubah menjadi warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin.
(5) Bilirubin dan biliverdin di angkut ke usus 12 jari (duodenum) untuk dioksidasi menjadi ulobirin (berwarna kuning kecoklatan) yang kemudian mewarnai feses dan urin.
Fungsi empedu
(1) mencerna lemak
(2) mengaktifkan enzim lipase
(3) melarutkan zat
(4) membantu absorbsi lemak pada dinding usus
(5) menyimpan gula darah dalam bentuk glikogen
(6) menawarkan racun
(7) tempat pembentukan dan pembongkaran protein dan eritrosit
C. EKSKRESI DI KULIT
Kulit merupakan jaringan yang menutupi dan melindungi permukaan luar tubuh. Selain berfungsi sebagai pelindung kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi. Sebagai alat ekskresi kulit mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat (glandula suderifera). Keringat manusia mengandung air, garam dapur, asam laktat, dan sedikit ureum.
Kulit manusia terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.
Bagian-bagian yang terdapat pada lapisan epidermis meliputi:
- Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan mati yang tersusun atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel sel dan mencegah masuknya zat kimia berbahaya dan bibit penyakit
- Lapisan malpighi, terdiri dari sel-sel yang aktif membelah. Pada lapisan ini dihasilkan pigmen melanin yang memberi warna pada kulit dan rambut.
- Stratum lucidum, merupakan lapisan berwarna bening yang berfungsi mengganti sel-sel di lapisan stratum korneum.
- Stratum granulosum, merupakan lapisan berpigmen yang berfungsi menggantikan sel-sel di lapisan stratum korneum
Bagian-bagian yang terdapat pada lapisan dermis meliputi:
- Pembuluh darah
- Akar rambut
- Ujung saraf
- Kelenjar minyak (glandula sebasea)
- Kelenjar keringat (glandula sudarifera)
Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat untuk mencegah kekeringan pada kulit dan rambut atau untuk mendinginkan tubuh ketiha suhu tubuh meningkat. Pengaturan suhu badan di atur oleh hipothalamus pada sistem saraf pusat.
Gambar kulit dan bagian-bagiannya (Sumber:
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran keringat meliputi:
(1) aktivitas
(2) suhu
(3) makanan
(4) kesehatan
(5) emosi
D. EKSKRESI DI GINJAL
Ginjal adalah alat ekskresi utama bagi tubuh.
Fungsi ginjal adalah menyaring sisa metabolisme dalam tubuh, dimana zat yang masih dapat digunakan dikembalikan ke dalam tubuh, sedangkan yang tidak dapat digunakan lagi dikeluarkan dalam bentuk urin. Urin manusia mengandung
Gambar posisi ginjal pada tubuh manusia dan bagian-bagiannya (Sumber:
Gambar ginjal dan bagian-bagiannya (Sumber:
Gambar nefron dan bagian-bagiannya (Sumber:
Proses Pembentukan Urin
Gambar proses pembentukan urin (Sumber: http://www.materisma.com/2014/06/penjelasan-sistem-ekskresi-pada-hewan.html)
Proses pembentukan urin terjadi pada nefron yang meliputi 3 tahap, yaitu filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi
1. Filtrasi (penyaringan)
Proses filtrasi terjadi pada bagian malpighi, yaitu pada kapsula Bowmans. Filtratnya adalah glomerolus.
Dari proses filtrasi dihasilkan urin primer, mengandung zat-zat yang masih berguna, meliputi: glukosa, mineral, dan zat yang tidak digunakan tubuh: urea, asam urat, ketatinin.
2. Reabsorbsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna)
Proses reabsorbsi terjadi pada bagian tubulus kontraktus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontraktus distal. Dari proses reabsorbsi dihasilkan urin sekunder yang masih terjadi penyerapan zat berupa: glukosa, asam amino, ion Ca2+, Na+, K+, CL-, HCO3-, HbO42-, H2O, dan sebagian urea.
Proses reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epitel diseluruh tubulus ginjal. Banyaknya zat yagn direabsorbsi tergantung pada kebutuhan tubuh.
3. Augmentasi (pengeluaran zat yang tidak berguna dan tidak dapat disimpan dalam tubuh)
Proses augmentasi terjadi pada bagian tubulus kontraktus distal dan tubulus kolektifus
Dari proses augmentasi dihasilkan urin sesungguhnya, di mana masih terjadi penyerapan Ca+, Na+, K+, dan air
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin:
1. Zat diuretik (zat yang memacu terbentuknya urin), meliputi teh, kopi, alkohol.
2. Hormon ADH (Antidiuretic hormon) yaitu hormon yang memacu penyerapan zat-zat yang masih berguna pada urin oleh tubuh sehingga menghambat pembentukan urin.
3. Suhu
4. Konsentrasi air dalam darah
5. Emosi
Urin Normal
Urin normal manusia adalah rata-rata 1 – 2 liter/hari,. Tetapi berbeda-beda sesuai cairan yang masuk, berwarna orange pucat tanpa endapan, berbau tajam, dan reaksinya terhadap lakmus adalah pH 6
Gangguan atau Kelainan pada Sistem Ekskresi
a. Gagal ginjal: kegagalah ginjal yang akut yang dapat menyebabkan nefritis, luka, pendarahan, dan fungsi ginjal dapat terhenti secara tiba-tiba.
b. Uremia: suatu kondisi dimana pada darah terdapat zat-zat urin karena ginjal tidak berfungsi dengan baik untuk mengeluarkannya.
c. Sistesis: peradangan pada kantung kencing
d. Nefritis: radang pada nefron
e. Batu ginjal: terjadinya pengendapan garam kalsium dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih
f. Albuminuria: terdapat albumin dalam urin
g. Glikosauria: terdapat glukosa dalam urin
h. Hematuria: terdapat sel darah merah dalam urin
i. Diabetes Insividus: urin yang dikeluarkan terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH (antidiuretic hormon)
j. Edema: penimbunan air di kaki karena reabsorbsi air terganggu
k. Polinuria: urin yang dikeluarkan sangat encer dan banyak disebabkan karena kemampuan nefron untuk mengabsorbsi urin sangat rendah.
l. Batu Empedu: empedu tersumbat oleh kolesterol yang mengendap membentuk batu empedu.
m. Eksim (dermatitis): penyakit kulit yang menyebabkan kulit kering, kemerah-merahan, gatal-gatal dan bersisik.
n. Gangren: nekrosis atau kematian sel-sel jaringan kulit karena tidak mendapatkan makanan
o. Kudis: infeksi kulit karena Sarcoptes scabei.
Gambar batu ginjal (sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/diet-tepat-untuk-mencegah-batu-ginjal/)
Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi
Gambar proses hemodialisis (cuci darah) (sumber: https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7578/Teknologi-Penanggulangan-Kelainan-Sistem-Ekskresi)
Hemodialisis
Hemodialisis (cuci darah) adalah proses pemisahan senyawa – senyawa sisa metabolisme yang tertimbun di dalam darah dan bersifat toksik (racun). Karena darah dan senyawa – senyawa sisa metabolisme dalam bentuk larutan, dibuatlah alat yang dapat memisahkan senyawa toksik tersebut dengan menggunakan prinsip difusi osmosis. Pada difusi, molekul akan berpindah dari tempat yang memiliki konsentrasi molekul tinggi ke tempat yang mempunyai konsentrasi molekul rendah, sedangkan proses osmosis khusus untuk memindahkan molekul air.
Proses hemodialisis (cuci darah) merupakan metode untuk meringankan penderita gagal ginjal. Cara ini harus dilakukan 2 – 3 kali seminggu. Jika cara pembersihan ini dihentikan maka seseorang dapat keracunan dan terjadi komplikasi yang berakibat sampai pada kematian.
Alat yang sering digunakan untuk dialisis adalah “ginjal buatan” yang terbuat dari selofan atau cuprophane (hemodialisis) yang terletak di luar tubuh.
( Sumber : https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7578/Teknologi-Penanggulangan-Kelainan-Sistem-Ekskresi)
1. ALAT EKSRESI PADA HEWAN INVERTEBRATA
1. Protozoa
Protozoa belum memiliki alat ekresi, alat skresi nya berupan vacuola kontraktil dan sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh).
Gambar vacuola kontraktil pada protozoa (sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-jenis-jenis-protista-mirip-hewan-2474/)
2. Porifera
Porifera belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh).
3. Coelenterata
Coelenterata belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh).
4. Platyhelminthes
Platyhelminthes (cacing pipih) sudah memiliki alat ekresi yaitu berupa flame cell (atau sel api) yang disebut protonefridia
Gambar Sel api pada planaria (Sumber : http://de-fairest.blogspot.com/2015/05/alat-ekskresi-pada-invertebrata.html)
5. Nemathelminthes
Nemathelminthes belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh).
6. Annelida
Annelida memiliki alat ekresi berupa nefridia pada setiap segmen tubuhnya
Gambar metaneftidia pada Annelida (sumber : http://www.materisma.com/2014/06/penjelasan-sistem-ekskresi-pada-hewan.html)
7. Mollusca
Mollusca memiliki alat ekresi berupa ginjal (nefridia)
8. Arthropoda
Arthropoda memiliki alat ekresi berupa tubulus Malpighi (pembuluh malpighi)
Pada udang, dan kepiting terdapat kelenjar hijau
Gambar Buluh Malpighi pada Insecta (sumber : https://www.mikirbae.com/2016/02/sistem-ekskresi-pada-hewan.html)
9. Ecinodhermata
Echinodhermata belum memiliki alat ekresi khusus. Sehingga sisa metabaolisme dikeluarkan melalui papula.
II. SISTEM ESKRESI HEWAN VERTEBRATA
1) Ekskresi pada Pisces
Alat ekskresi pisces berupa ginjal opistonefros dan insang. Bentuk ginjal ikan memanjang yang terletak di bagian atas rongga tubuhnya. Pada ikan mas saluran ginjal dan saluran kelamin bersatu yang bermuara dai kloaka.
Gambar mekanisme eskresi ikan air tawar dan ikan air laut (Sumber: https://materiku86.blogspot.com/2016/05/sistem-ekskresi-hewan-vertebrata-invertebrata.html)
Mekanisme ekskresi ikan air tawar dengan ikan air laut berbeda. Hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi air laut dengan air tawar
Ikan air tawar | Ikan air laut |
Tekanan osmosis dalam tubu lebih tinggi dibandingkan TO luar air | Tekanan osmosis dalam tubu lebih rendah dibandingkan TO luar air |
Mensekresi amniak | Mensekresi Trimetil oksida (TMO) |
Menyerap ion-ion Na+ dan Cl- melalui insang | Mensekresi ion-ion Na+ dan Cl- melalui insang |
Mengeluarkan urin dalam jumlah banyak | Mengeluarkan urin dalam jumlah sedikit |
Tidak meminum air | Banyak meminumn air |
Air masuk ke tubuh secara osmosis melalui insang | Air keluar secara osmosis dari tubuh melalui isang |
2) Ekskresi pada Amfibi
Alat ekskresi amfibi berupa sepasang ginjal opistonefros yang berwarn amerah kecoklatan yang terletak di kiri dan kanan tulang belakang. Pada hewan amfibi jantan saluran ginjal dan saluran kelamin bersatu. Pada hewan amfibi betina, saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah.
Zat yang diekskresikan amfibi pada katak adalah:
- saat berudu mensekresi amoniak (NH3)
- saat katak dewada mensekresi urea
3) Ekskresi pada Reptil
Alat ekskresi reptil berupa sepasang ginjal yang dihubungkan dengan ureter di vesica urinaria dan paru-paru.
Zat yang diekskresikan reptil meliputi:
- Cecak dan kadal mengekskresikan asam urat yang berbentuk putih
- Buaya dan aligator mensekresikan asam urat dan amoniak
- Kura-kura menekskresikan asam urat, urea, dan ammoniak
4) Ekskresi pada Aves
Alat ekskresi reptil berupa sepasang ginjal metanefros, dan paru-paru. Ginjal dan saluran kelamin dihubungan ureter menuju kloaka.
Zat yang diekskresikan aves berupa: asam urat yang berbentuk kristal putih yang akan akan dikeluarkan bercampur dengan feses.
Pada burung laut selain asam urat ia juta menekskresikan garam karena ia banyak meminum air laut dan memakan ikan yang mengandung garam. Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di bagian atas mata yang salurannya mengalir ke rongga hidung menuju paruh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar