Sabtu, 29 April 2023

SISTEM ESKRESI

I.  SISTEM EKSKRESI MANUSIA 

Alat ekskresi manusia besarta zat yang dikeluarkan meliputi :

Alat ekskresi

Zat sisa yang dikeluarkan

Paru-paru

CO2 dan H2O

Ginjal

Urin (mengandung H2O, NH3, NH4OH, CH4H2O)

Hati

Empedu, mengandung:

-      kolesterol

-      garam-garam mineral

-      garam-garam empedu

-      pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin)

Kulit

Keringat mengandung NH4OH dan H2O

 

Zat yang dimetabolisme dan zat sisa metabolisme yang dihasilkan

Zat yang dimetabolisme

Zat sisa metabolisme yang dikeluarkan

Karbohidrat

CO2 dan H2O

Lemak

CO2 dan H2O

Protein

CO2, H2O, NH3, NH4OH, CH4H2O

Hb sel darah merah yang  telah tua dan rusak

Empedu, mengandung:

-      kolesterol

-      garam-garam mineral

-      garam-garam empedu

-      pigmen empedu (bilirubin dan biliverdin)

 

A.  EKSKRESI DI PARU-PARU

Paru-paru mengeluarkan zat sisa berupa CO2 dan H2O hasil respirasi aerob di mitokondria pada sel tubuh.

Reaksi respirasi adalah :

C6H12O6 + O2          CO2 + H2O + energi

 

CO2 di angkut dengan dua cara yaitu:

a.       melalui plasma darah + 70%

b.      diangkut dalam bentuk ion HCO3- melalui proses berantai yang disebut  pertukaran klorida

 

B.  EKSKRESI DI  HATI

Hati merupakan organ terbesar di tubuh manusia.  Hati terdapat belahan-belahan atau lobus, dimana setiap lobus terdapat saluran yang mengalirkan empedu ke kantung empedu (fesica felea).

 

Hati mengeluarkan cairan empedu.  Empedu berisi  garam-garam empedu dan hasil pembongkaran sel darah merah yang telah rusak, serta zat warna empedu (bilirubin dan biliverdian) yang  akan mewarnai urin dan  feses.


Gambar hati manusia

 

Proses ekskresi yang terjadi di hati adalah sebagai berikut:

(1)   Hb sel darah merah yang telah  tua dan rusak dipecah oleh sel histiosit menjadi zat besi, globin, dan hemin.

(2)   Zat besi disimpan dalam hati dan dikembalikan ke sumsum

(3)   Globin digunakan untuk membentuk protein dan Hb baru

(4)   Hemin diubah menjadi warna empedu, yaitu bilirubin dan biliverdin.

(5)   Bilirubin dan biliverdin di angkut ke usus 12 jari (duodenum) untuk dioksidasi menjadi ulobirin (berwarna kuning kecoklatan) yang kemudian mewarnai feses dan urin.

 

Fungsi empedu

(1)   mencerna lemak

(2)   mengaktifkan enzim lipase

(3)   melarutkan zat

(4)   membantu absorbsi lemak pada dinding usus

(5)   menyimpan gula darah dalam bentuk glikogen

(6)   menawarkan racun

(7)   tempat pembentukan dan pembongkaran protein dan eritrosit

 

C.  EKSKRESI DI KULIT

Kulit merupakan jaringan yang menutupi dan melindungi permukaan luar tubuh.  Selain berfungsi sebagai pelindung kulit juga berfungsi sebagai alat ekskresi.  Sebagai alat ekskresi kulit mengeluarkan keringat melalui kelenjar keringat (glandula suderifera).  Keringat manusia mengandung air, garam dapur, asam laktat, dan sedikit ureum.

 

Kulit manusia terdiri dari dua lapis, yaitu lapisan epidermis dan lapisan dermis.

Bagian-bagian yang terdapat pada lapisan epidermis meliputi:

-          Stratum korneum (lapisan tanduk) merupakan lapisan paling luar yang terdiri dari jaringan mati yang tersusun atas berlapis-lapis sel pipih. Lapisan ini berfungsi untuk melindungi sel sel dan mencegah masuknya zat kimia berbahaya dan bibit penyakit

-          Lapisan malpighi, terdiri dari sel-sel yang aktif membelah.  Pada lapisan ini dihasilkan pigmen melanin yang memberi warna pada kulit dan rambut.  

-          Stratum lucidum, merupakan lapisan berwarna bening yang berfungsi mengganti sel-sel di lapisan stratum korneum.

-          Stratum granulosum, merupakan lapisan berpigmen yang berfungsi menggantikan sel-sel di lapisan stratum korneum

 

Bagian-bagian yang terdapat pada lapisan dermis meliputi:

-          Pembuluh darah

-          Akar rambut

-          Ujung saraf

-          Kelenjar minyak (glandula sebasea)

-          Kelenjar keringat (glandula sudarifera)

Kelenjar keringat berfungsi menghasilkan keringat untuk mencegah kekeringan pada kulit dan rambut atau untuk mendinginkan tubuh ketiha suhu tubuh meningkat.  Pengaturan suhu badan di atur oleh hipothalamus pada sistem saraf pusat.




 

Gambar kulit dan bagian-bagiannya  (Sumber: 

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran keringat meliputi:

(1)   aktivitas

(2)   suhu

(3)   makanan

(4)   kesehatan

(5)   emosi

 

D.  EKSKRESI DI GINJAL

Ginjal adalah alat ekskresi utama bagi tubuh. 

Fungsi ginjal adalah menyaring sisa metabolisme dalam tubuh, dimana zat yang masih dapat digunakan dikembalikan ke dalam tubuh, sedangkan yang tidak dapat digunakan lagi dikeluarkan dalam bentuk urin.  Urin manusia mengandung 


Gambar posisi ginjal pada tubuh manusia dan bagian-bagiannya (Sumber:

 

Gambar ginjal dan bagian-bagiannya (Sumber:


Gambar nefron dan bagian-bagiannya (Sumber:

Proses Pembentukan Urin


Gambar proses pembentukan urin (Sumber:  http://www.materisma.com/2014/06/penjelasan-sistem-ekskresi-pada-hewan.html)

 

Proses pembentukan urin terjadi pada nefron yang meliputi 3 tahap, yaitu filtrasi, reabsorbsi dan augmentasi

1.      Filtrasi (penyaringan)

Proses filtrasi terjadi pada bagian malpighi, yaitu pada kapsula Bowmans. Filtratnya adalah  glomerolus.

Dari proses filtrasi dihasilkan urin primer, mengandung zat-zat yang masih berguna, meliputi: glukosa, mineral, dan zat yang tidak digunakan tubuh: urea, asam urat, ketatinin.

 

2.      Reabsorbsi (penyerapan kembali zat-zat yang masih berguna)

Proses reabsorbsi terjadi pada bagian tubulus kontraktus proksimal, lengkung Henle, dan tubulus kontraktus distal.  Dari proses reabsorbsi dihasilkan urin sekunder yang masih terjadi penyerapan zat berupa: glukosa, asam amino, ion Ca2+, Na+, K+, CL-, HCO3-, HbO42-, H2O, dan sebagian urea.

 

Proses reabsorbsi dilakukan oleh sel-sel epitel diseluruh tubulus ginjal.  Banyaknya zat yagn direabsorbsi tergantung pada kebutuhan tubuh. 

3.      Augmentasi (pengeluaran zat yang tidak berguna dan tidak dapat disimpan dalam tubuh)

Proses  augmentasi terjadi pada bagian tubulus kontraktus distal dan tubulus kolektifus

Dari proses augmentasi dihasilkan urin sesungguhnya, di mana  masih terjadi penyerapan Ca+, Na+, K+, dan air

 

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi urin:

1.      Zat diuretik (zat yang memacu terbentuknya urin), meliputi teh, kopi, alkohol.

2.      Hormon ADH (Antidiuretic hormon) yaitu hormon yang memacu penyerapan zat-zat yang masih berguna pada urin oleh tubuh sehingga menghambat pembentukan urin.

3.      Suhu

4.      Konsentrasi air dalam darah

5.      Emosi  

 

Urin Normal

Urin normal manusia adalah rata-rata 1 – 2 liter/hari,. Tetapi berbeda-beda sesuai cairan yang masuk, berwarna orange pucat tanpa endapan, berbau tajam, dan reaksinya terhadap lakmus adalah pH 6

 

 

Gangguan atau Kelainan pada Sistem Ekskresi

a.       Gagal ginjal: kegagalah ginjal yang akut yang dapat menyebabkan nefritis, luka, pendarahan, dan fungsi ginjal dapat terhenti secara tiba-tiba.

b.      Uremia: suatu kondisi dimana pada darah terdapat zat-zat urin karena ginjal tidak berfungsi dengan baik untuk mengeluarkannya.

c.       Sistesis: peradangan pada kantung kencing

d.      Nefritis: radang pada nefron

e.       Batu ginjal: terjadinya pengendapan garam kalsium dalam rongga ginjal, saluran ginjal atau kandung kemih

f.       Albuminuria: terdapat  albumin dalam urin

g.       Glikosauria: terdapat glukosa dalam urin

h.      Hematuria: terdapat sel darah merah dalam urin

i.        Diabetes Insividus: urin yang dikeluarkan terlalu banyak karena kekurangan hormon ADH (antidiuretic hormon)

j.        Edema: penimbunan air di kaki karena reabsorbsi air terganggu

k.      Polinuria: urin yang dikeluarkan sangat encer dan banyak disebabkan karena kemampuan nefron untuk mengabsorbsi urin sangat rendah.  

l.        Batu Empedu: empedu tersumbat oleh kolesterol yang mengendap membentuk batu empedu.  

m.    Eksim (dermatitis): penyakit kulit yang menyebabkan kulit  kering, kemerah-merahan, gatal-gatal dan bersisik.

n.      Gangren: nekrosis atau kematian sel-sel jaringan kulit karena tidak mendapatkan makanan

o.      Kudis: infeksi kulit karena Sarcoptes scabei.


Gambar batu ginjal (sumber : https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/diet-tepat-untuk-mencegah-batu-ginjal/)

Teknologi yang berkaitan dengan kesehatan sistem ekskresi


Gambar proses hemodialisis (cuci darah) (sumber: https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7578/Teknologi-Penanggulangan-Kelainan-Sistem-Ekskresi)

 

Hemodialisis

Hemodialisis (cuci darah) adalah proses pemisahan senyawa – senyawa sisa metabolisme yang tertimbun di dalam darah dan bersifat toksik (racun). Karena darah dan senyawa – senyawa sisa metabolisme dalam bentuk larutan, dibuatlah alat yang dapat memisahkan senyawa toksik tersebut dengan menggunakan prinsip difusi osmosis. Pada difusi, molekul akan berpindah dari tempat yang memiliki konsentrasi molekul tinggi ke tempat yang mempunyai konsentrasi molekul rendah, sedangkan proses osmosis khusus untuk memindahkan molekul air.

Proses hemodialisis (cuci darah) merupakan metode untuk meringankan penderita gagal ginjal. Cara ini harus dilakukan 2 – 3 kali seminggu. Jika cara pembersihan ini dihentikan maka seseorang dapat keracunan dan terjadi komplikasi yang berakibat sampai pada kematian.

Alat yang sering digunakan untuk dialisis adalah “ginjal buatan” yang terbuat dari selofan atau cuprophane (hemodialisis) yang terletak di luar tubuh.

( Sumber : https://www.utakatikotak.com/kongkow/detail/7578/Teknologi-Penanggulangan-Kelainan-Sistem-Ekskresi)

 

1.  ALAT EKSRESI PADA HEWAN INVERTEBRATA

1. Protozoa

Protozoa belum memiliki alat ekresi, alat skresi nya berupan vacuola kontraktil dan sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh). 


Gambar vacuola kontraktil pada protozoa (sumber: https://www.kelaspintar.id/blog/tips-pintar/mengenal-jenis-jenis-protista-mirip-hewan-2474/)

 

2. Porifera

Porifera belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh). 

3. Coelenterata

Coelenterata belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh). 

4. Platyhelminthes

Platyhelminthes (cacing pipih) sudah memiliki alat ekresi yaitu berupa flame cell (atau sel api) yang disebut protonefridia


Gambar Sel api pada planaria (Sumber : http://de-fairest.blogspot.com/2015/05/alat-ekskresi-pada-invertebrata.html)

 

5. Nemathelminthes

Nemathelminthes belum memiliki alat ekresi, sehingga sisa metabolismenya dikeluarkkan melalui membrane sel (permukaan tubuh). 

6. Annelida

Annelida memiliki alat ekresi berupa nefridia pada setiap segmen tubuhnya


Gambar metaneftidia pada Annelida (sumber : http://www.materisma.com/2014/06/penjelasan-sistem-ekskresi-pada-hewan.html)

7. Mollusca

Mollusca memiliki alat ekresi berupa ginjal (nefridia)

 

8. Arthropoda

Arthropoda memiliki alat ekresi  berupa tubulus Malpighi (pembuluh malpighi)

Pada udang, dan kepiting terdapat kelenjar hijau

Gambar Buluh Malpighi pada Insecta (sumber : https://www.mikirbae.com/2016/02/sistem-ekskresi-pada-hewan.html)

 

9. Ecinodhermata

Echinodhermata belum memiliki alat ekresi khusus.  Sehingga sisa metabaolisme dikeluarkan melalui papula.


II.  SISTEM ESKRESI HEWAN VERTEBRATA

1)  Ekskresi pada Pisces

Alat ekskresi pisces berupa ginjal opistonefros dan insang.   Bentuk ginjal ikan  memanjang yang terletak di bagian atas rongga tubuhnya.  Pada ikan mas saluran ginjal dan saluran kelamin bersatu yang bermuara dai kloaka.


Gambar mekanisme eskresi ikan air tawar dan ikan air laut (Sumber: https://materiku86.blogspot.com/2016/05/sistem-ekskresi-hewan-vertebrata-invertebrata.html) 

Mekanisme ekskresi ikan air tawar dengan ikan air laut berbeda.  Hal ini disebabkan karena perbedaan konsentrasi air laut dengan air tawar

Ikan air tawar

Ikan air  laut

Tekanan osmosis dalam tubu lebih tinggi dibandingkan TO luar air

Tekanan osmosis dalam tubu lebih rendah dibandingkan TO luar air

Mensekresi amniak

Mensekresi Trimetil oksida (TMO)

Menyerap ion-ion  Na+ dan Clmelalui insang

Mensekresi ion-ion  Na+ dan Clmelalui insang

Mengeluarkan urin dalam jumlah banyak

Mengeluarkan urin dalam jumlah sedikit

Tidak meminum air

Banyak meminumn air

Air masuk ke tubuh secara osmosis melalui insang

Air keluar secara osmosis  dari tubuh melalui isang

 

2)  Ekskresi pada Amfibi

Alat ekskresi amfibi berupa sepasang ginjal opistonefros yang berwarn amerah kecoklatan yang terletak di kiri dan kanan tulang belakang.  Pada hewan amfibi jantan saluran ginjal dan saluran kelamin bersatu.  Pada hewan amfibi betina, saluran ginjal dan saluran kelamin terpisah. 

Zat yang diekskresikan amfibi pada katak adalah:

-          saat berudu mensekresi amoniak (NH3)

-          saat katak dewada mensekresi urea 

 

3)  Ekskresi pada Reptil

Alat ekskresi reptil berupa sepasang ginjal yang dihubungkan dengan ureter di vesica urinaria dan paru-paru.

Zat yang diekskresikan reptil meliputi:

-          Cecak dan kadal mengekskresikan asam urat yang berbentuk putih

-          Buaya dan aligator mensekresikan asam urat dan amoniak

-          Kura-kura menekskresikan asam urat, urea, dan ammoniak 

4)  Ekskresi pada Aves

Alat ekskresi reptil berupa sepasang ginjal metanefros, dan paru-paru.  Ginjal dan saluran kelamin dihubungan ureter menuju kloaka. 

Zat yang diekskresikan aves berupa: asam urat yang berbentuk kristal putih yang akan akan dikeluarkan bercampur dengan feses.

Pada burung laut  selain asam urat ia juta menekskresikan garam karena ia banyak meminum air laut dan memakan ikan yang mengandung garam.  Burung laut memiliki kelenjar pengekskresi garam di bagian atas mata yang salurannya mengalir ke rongga hidung menuju paruh.

Tidak ada komentar:

RAPOR KURIKULUM MERDEKA

RAPOR KURIKULUM MERDEKA BERBASIS EXCEL Rapor Kurikulum Merdeka Berbasis Excel dibuat menggunakan MS Excel yang didesain dengan mudah, ringka...