Sabtu, 29 April 2023

ETIKA DAN AKHLAK BERBICARA

ADAB (ETIKA DAN AKHLAK) BERBICARA
Berbicara adalah upaya untuk dapat komunikasi dengan orang lain. Berbicara akan membuat orang termotivasi, semangat, dan menjadi hebat.  Tapi akibat berbicara juga dapat membuat orang kecewa, sakit hati, marah, bahkan melakukan tindakan kriminal.  Karena kata pepatah lidah tidak bertulang, lidah bisa mendatangkan fitnah, lidah bisa mendatangkan musibah, lidah bisa membuat kehancuran untuk orang lain. Oleh karena itu kita harus memiliki etika dan akhlak dalam mengendalikan bicara kita.  Berikut adab agar kita bisa berbicara yang baik:
1.  Jangan mendominasi ketika berbicara
Pernah suatu ketika teman SMA yang pindah sekolah ke SMK bagian listrik ketika bertemu dan berbicara selalu saja ia mendominasi pembicaraan dan menceritakaan tentang listrik.  Itu tentu bagus dan menambah wawasan kita.  Namun yang menjadi masalah ketika kumpul kumpul lagi dengan teman tersebut selalu saja ia menceritakan hal yang sama sehingga kawan kawannya pun bosan dengan ceritanya. 
2.      Jangan memotong pembicaraan orang lain.  Jika kita ingin berbicara dengan orang sedang berbicara dengan orang lain, sebaiknya tunggu dan dengarkan  terlebih dahulu pembicaraan tersebut.  Jangan memotong pembicaraan, kecuali itu sangat mendesak..  Memotong pembicaraan orang lain yang sedang serius ada kalanya membuat orang tersebut menegur kita dan mungkin menganggap kita tidak memiliki etika.   Oleh karena itu bersabarlah menunggu  hingga ada jeda baru kita berbicara.
3.  Berbicara itu sesuai fakta, dan data
Berbicara yang baik itu adalah berbicara yang memiliki makna, mengandung ilmu, mengandung nasehat, mengandung informasi, dan tidak ada kebohongan di dalamnya. Maka berbicaralah yang baik baik, berdasarkan fakta dan data.
4.  Berbicara itu menyenangkan orang lain
Ada kalanya kita berbicara untuk menghidupkan suasana. Jadi humor adalah upaya untuk menghidupkan suasana tersebut dan untuk menyenangkan orang lain. 
Berbicara untuk menyenangkan orang lain bukan berarti berbicara bohong demi atasan kita menjadi senang.  Sekedar untuk menyenangkan dan tidak ada hubungannya dengan fakta dan data
5.  Adakalanya kita perlu berbohong demi membuat orang lain tenang atau bahkan menyelamatkan orang lain
Suatu ketika nenek kita kita kehilangan uang lima puluh ribu rupiah Karena ia lupa menyimpannya, maklum karena nenek-nenek biasanya pelupa, namun ia selalu gelisah karena uang tersebut hilang dicari-cari dari kemarin tidak ketemu.  Nah untuk membuat sang nenek senang boleh kita berbohong, jika kebetulan uang kita sedang banyak.  Kita katakana pada sang Nenek.  Nek ini uangnya sudah ketemu sambil memberikan uang tersebut ke sang Nenek.  Si Nenek pun akhirnya merasa tenang dan senang.
Cerita lain tentang berbohong yang boleh, ketika ada orang yang bertanya pada kita dimana si Fulan.  Ada apa ya Pak dengan Si Fulan.  Ia mau saya bunuh   karena ia ……  Kita bergeser sedikit dari posisi berdiri kita, dan menjawab. Maaf pak semenjak saya di sini saya tidak melihat si Fulan.   Itulah berbohong yang baik.  Jika kita jujur maka sama saja kita terlibat dalam pembunuhan tersebut.
6.  Berbicara itu hendaknya menyesuaikan keahlian orang yang menjadi lawan bicara
Ketika kita berbicara dengan orang yang memiliki peternakan ayam, maka akan lebih baik jika kita mengarahkan pembicaraan tentang bagaimana beternak ayam yang baik, masalah yang dialami oleh peternak ayam, dan bagaimana solusi mengatasi permasalahan tersebut.
7.  Berbicara itu hendaknya tidak menyinggung orang lain.
Ada kalanya kita tidak sadar bahwa apa yang kita bicarakan menyinggung perasaan orang lain, misalnya kita berbicara tentang kasus kriminal,  sementara di tengah tengah kita ada rekan kita yang sedang mengalami kasus tersebut atau ada keluarga dari orang yang sedang mengalami kasus tersebut.  Maka lihatlah situasi dan kondisi sebelum  kita berbicara.
8.  Jangan menanyakan sesuatu yang orang lain sulit menjawabnya
Ada kalanya kita tidak sadar bahwa pertanyaan kita sulit dijawab oleh lawan bicara kita, misalnya menanyakan tentang penghasilan, menanyakan penyakit yang diderita orang lain, menanyakan masalah/kasus yang sedang dialami orang lain.  Oleh karena itu jika pertanyaan itu tidak penting untuk kita sebaiknya dihindari.
9.      Jangan memanggil teman kita dengan gelar yang tidak ia sukai.  Ada kalanya kita bercanda dengan teman dengan memanggil rekan kita dengan gelar yang sengaja kita buat, seperti si hitam, si ompong, si gendut, dll, yang gelar-gelar tersebut sebenarnya tidak ia sukai. Namun apa daya sebagian besar rekannya sudah memanggilnya dengan gelar tersebut, karena kita yang pertama kali memberi gelar tersebut.  Maka hindari memanggil teman dengan gelar yang tidak ia sukai.  Panggillah orang dengan panggilan atau gelar yang ia sukai.
10.  Berbicara itu sebaiknya menatap orang yang kita aja bicara.  Pernah kita melihat orang berbicara tetapi matanya terus menatap ponselnya.  Jadi seolah olah lawan bicara kita dianggap tidak penting.  Menatap orang yang kita ajak bicara merupakan bentuk penghargaan kita pada orang lain
11.  Hormati orang lain yang sedang berbicara.  Jangan menyalahkan pembicaraan di depan umum.   Ada kalanya seseorang memiliki karakter merasa serba tau, sehingga apa  yang ia anggap salah langsung ditegur saat itu juga, tidak peduli apakah didepan umum atau tidak.  Menegur kesalahan orang itu baik, tapi sebaiknya tidak didepan umum, karena menegur kesalahan orang lain didepan umum itu sama saja dengan mempermalukan orang tersebut.  Tegurlah secara pribadi dengan meminta maaf terlebih dahulu, karena tidak semua orang mau ditegur kesalahannya apalagi ditegur di depan umum.

Tidak ada komentar:

RAPOR KURIKULUM MERDEKA

RAPOR KURIKULUM MERDEKA BERBASIS EXCEL Rapor Kurikulum Merdeka Berbasis Excel dibuat menggunakan MS Excel yang didesain dengan mudah, ringka...